Mistake (1)


MISTAKE – Part 1

 

Author             : Amel Sparkyu

Blog                http://amelsparkyu011.wordpress.com

Twetter            : @AmelCNL

Genre              : Romance, sad, little bit NC

Cast                 :

  • Cho Kyuhyun
  • Seo Joohyun

Type                : Chapter

PG                   : +14

Disclaimer       : ff ini murni dari pikiran author. Sama sekali gak ada niat menjiplak atau semacamnya. Kesamaan cerita yang terjadi benar-benar bukan atas dasar kesengajaan. Semua cast yang ada juga hanya minjem ^^. So Nobash J

 FF Seokyu-Mistake

Happy reading.

Mian for typo (typo dimana-mana)

===========

 

Part~1

*author pov*

 

Sore itu menjadi sore yang sejuk. Udara dingin mulai datang menemani kesendiriannya. Di sebuah bangku kayu Seohyun terduduk. Menatap lurus pemandangan bunga tulip  yang tengah bermekaran di hadapannya. Seakan tahu saat yang tepat, rintikan air dari awan hitam di atas sana mulai turun. Membasahi dedaunan yang telah tertutup oleh debu.

 

Wanita itu mulai berdiri, berlari menjauh dari serbuan titik air tersebut. Berteduh, hal yang paling tepat untuk ia lakukan sekarang. Matanya mulai bekerja. Mencari tempat perlindungan terdekat dari letaknya berada.

 

Di depan sana terdapat sebuah cafe kecil dengan pengunjung yang tidak begitu banyak. Senyum di bibirnya terukir, mengarahkan badan itu untuk menyambangi bangunan tersebut.

 

Suara bel pertanda pengunjung datang mulai terdengar bersamaan dengan telapak kaki Seohyun yang menjamah lantai marmer cafe. Matanya segera terpusat pada bangku kosong di samping jendela. Dirinya kembali bergerak, mendekati tempat tersebut, kemudian mendudukkan tubuh itu di sana. Pandangannya memandang jauh menembus jendela. Merasakan dinginnya hawa yang timbul karena gemericik hujan. Jalanan mulai lengang. Hanya ada tetesan beribu air yang menghantam panasnya aspal.

 

Belum cukup untuk Seohyun menamatkan pemandangan tersebut, penglihatannya harus terganggu dengan suara tangisan yang berasal dari arah belakang. Kesunyian sedikit berubah. Meskipun pendengarannya tidak begitu ia pergunakan dengan baik, namun jarak di antara mereka tidak menghalangi semilir angin yang membawa suara tersebut masuk dalam gendang telinga.

 

Seohyun terdiam, bukan ingin mencuri dengar. Ia hanya membantu menciptakan suasana tenang di sekitar yeoja tersebut. Bagaimanapun ia tidak ingin memperburuk suasana hati seseorang yang tengah terluka.

 

“Cukup dengan kau meninggalkannya Yura~ya. Apa baiknya saat kau tetap bertahan sedangkan dia memiliki yang lain?” suara yang Seohyun perkirakan dari sahabat yeoja bernama Yura itu mulai terdengar.

 

“Kau bisa mengatakan hal itu dengan mudah karena kau tidak tahu bagaimana hatiku Jung Sooyeon!” dengan nada sedikit dipertegas, Yura menghardik sang sahabat. Seohyun tetap terdiam, membiarkan semua pembicaraan itu masuk dalam telinganya tanpa diinginkan. Tangan lentik miliknya mulai bergerak mengaduk jus yang telah ia pesan.

 

“Cinta tidak harus memiliki, itu omong kosong! Terbukti dengan tangisanmu saat ini, seperti apapun seorang yeoja, mereka tidak akan pernah bahagia melihat orang yang disayangi berpaling pada wanita lain. Seharusnya kau sadar, DIA TIDAK MENCINTAIMU KIM YURA~ssi” melanjutkan perkataan sebelumnya, yeoja itu menekan beberapa kata di akhir kalimat. Seperti benar-benar ingin menyadarkan ang sahabat dari mimpi buruknya.

 

“Lalu aku harus bagaimana? Menceraikannya? Beberapa tahun aku membina hubungan ini, apa harus seperti ini akhirnya? Kenapa harus aku yang mengalah? Kenapa tidak dia, wanita perusak hubungan orang. Wanita jal*ng yang dengan lancangnya masuk dalam kehidupan seorang namja telah beristri! Seharusnya dia yang mundur!” Tangisan itu semakin menjadi. Bersamaan dengan kalimat yang yeoja itu utarakan menggunakan nada yang mulai meninggi.

 

Seohyun terdiam seketika. Pandangannya mendadak kosong. Sebait kalimat sarat dengan emosi berhasil terdengar oleh telinganya. Dia tidak mempermasalahkan seberapa oktaf nada yang dipergunakan. Namun maksud dari kalimat itu mampu menghantam tepat pada ulu hatinya. Menciptakan rasa sesak dan nyeri yang mampu menembus beberapa saraf di tubuh Seohyun. Hingga yang bisa ia lakukan hanya menelan liurnya dengan serat.

 

“Bagaimanapun kau harus tahu mereka saling mencintai.” Mendengar sahabatnya berkata demikian membuat Yura hanya bisa tersenyum sinis. Air matanya ia usap dengan kasar.

 

“Saling mencintai dalam keadaan yang salah? Aku juga menyimpan beribu cinta untuk suamiku. Haruskah cinta ini terbalas dengan kesakitan yang teramat buruk? Jika yeoja itu tidak mempertahankan keegoisannya dan meninggalkan suamiku, aku bisa memperbaiki semua. Bisakah aku mengutuk yeoja itu?”

 

Seohyun semakin lemas. Tangannya bergetar hebat mendengar penuturan yang sangat menyayat harga dirinya. Iapun bergerak berdiri, mulai beranjak dengan kaki yang begitu berat untuk melangkah. Tulangnya seakan hilang, tidak ada lagi yang mampu menyangga raga itu. Di tengah hujan yang masih mengguyur, Seohyun menerobos dengan lelehan air matanya. Membiarkan benda krystal itu membuat anak sungai di pipi.

 

~~)(0o0)(~~

 

Seohyun membuka pintu apartemennya dengan segenap tenaga yang masih tersisa. Tubuhnya bergetar hebat karena dingin yang mulai merasuk dalam kulit indah itu, namun yang Seohyun rasakan berbeda dengan kenyataan. Sarafnya mulai bekerja dengan buruk.

 

Langkahnya terhenti saat mendapati seorang namja telah berdiri tegak di hadapannya. Tatapan tenang yang selalu ia sukai tersuguh sebagai penyambut kehadirannya. Seohyun tetap diam setelah jarak mereka terhapuskan. Namja itu mulai menatap dirinya khawatir. Belaian lembut di dahi dan rambutnya kembali membuat Seohyun merasa sangat nyaman.

 

“Dari mana saja? Seharusnya kau berteduh, hujan di luar begitu deras Seohyun!” kini tangan kekar itu mulai teralih, menepuk lirih pipi Seohyun. Namun tidak sedikitpun mengakibatkan yeoja itu berpaling. Tatapan sayu tetap terarah pada sorot mata yang sarat dengan kekhawatiran. Menamatkan penglihatannya pada pahatan sempurna yang berhasil membuatnya jatuh terlalu dalam dalam pesona namja tersebut.

 

Saat tangan kekar itu beralih menuju tengkuknyapun Seohyun tidak memberontak. Merasakan hembusan nafas hangat yang menyapu permukaan kulitnya, dan mulai menikmati ciuman lembut yang tercipta. Seohyun tidak membalas. Membiarkan bibir dari lawannya bermain dengan bebas.

 

Suasana bertambah panas. Dengan cepat Seohyun menghentikannya. Sejenak mengambil nafas yang hampir hilang dari paru-paru. Menormalkan siklus kehidupan pada tubuhnya.

 

“Mari berhenti,” Seohyun berucap dengan susah payah. Tidak hanya karena nafas yang masih sarat. Namun karena hati terdalamnya tidak menginginkan hal tersebut.

 

“Mari berhenti, Cho Kyuhyun!” kalimat itu kembali terulang. Menambah kerutan di dahi sang namja.

 

“Aku akan melayanimu malam ini. Setelah itu, kau bisa pergi dan jangan kembali lagi.” Seohyun berucap dengan nada yang tertahan. Air mata mulai terbendung di pelupuk. Seohyun menunduk dalam. Tidak ingin menangkap raut kecewa pada namja yang amat ia cintai.

 

“Apa maksudmu?” Namja itu—Cho Kyuhyun—berucap dengan ketidak pahaman yang masih merasuki otaknya.

 

“Mungkin ini waktu yang tepat untuk menyudahi semuanya. Tidak seharusnya kau pulang ke apartemen ini. Ada seorang yeoja yang menunggumu di sana. Menanti kedatanganmu dengan perasaan khawatir—“

 

“Kau ingin aku pergi?” mata Kyuhyun mulai memerah, mengetahui apa keinginan yeojanya. Seohyun semakin menunduk dalam, menyembunyikan lelehan air mata yang mulai membabi buta. Tidak membiarkan Kyuhyun mengetahui kelemahannya, dengan segera tangan itu mengusap kasar. Kembali menatap namja dihadapannya dengan pandangan tegar.

 

“Hm, sudah seharusnya seperti itu.” Kyuhyun tersenyum sinis mendengar jawaban tersebut. Di dalam otak mereka masih teringat jelas bagaimana satu sama lain menyatakan perasaan. Menguntai janji untuk tetap bersama meski keadaan mempersulit keduanya.

 

“Apa kau menemukan laki-laki lain yang lebih menjanjikan dariku hingga membuatmu mampu berpaling?” kini giliran Seohyun yang menyuguhkan senyuman sinisnya.

 

“Bahkan kau benar-benar menganggapku sebagai wanita murahan,”

 

“Lalu terkaan apa yang memungkinkan untuk terjadi saat ini? Sebegitu inginnya dirimu untukku pergi.”

 

“Aku lelah.. aku lelah dengan seuanya. Semua ini tidak seharusnya terjadi. Aku merasa berdosa, aku merasa sangat bersalah. Keadaan ini tidak membuatku baik, posisi ini tidak membuatku tenang. Aku salah menempatkan diriku. Aku—“

 

“Bukankah ini semua keinginanmu? Siapa yang membuatku menerima perjodohan konyol itu?” Kyuhyun memotong perkataan Seohyun. Membuat yeoja itu semakin tersudut dengan pertanyaannya.

 

“Aku salah, aku memang salah. Aku kira, selama kau mencintaiku. Selama kita bersama, semua akan baik-baik saja. Tapi… aku telah membawa seorang yang tidak bersalah menderita. Aku telah membawa yeoja yang bahkan mencintaimu tersakiti begitu dalam.”

 

“Lalu bagaimana dengan diriku? Kau tidak memikirkan—“

 

“Aku memikirkanmu Kyu~. Bahkan kau kutempatkan diatas segalanya yang terpenting. Belajarlah mencintainya. Kau akan bahagia, itu janjiku.” Seohyun berucap dengan senyuman pilu di bibirnya. Melepaskan orang yang begitu ia cintai bukan hal yang mudah. Dan Seohyun harus mampu melampauinya.

 

“Kau menyakitiku,” Kyuhyun berucap lirih. Tidak menghiraukan senyuman manis Seohyun yang sarat akan kepedihan tersebut. Namja itu menunduk. Mencoba menekan nyeri di hatinya. Sedangkan Seohyun sebisa mungkin menahan diri untuk tidak menghambur memeluk Kyuhyun. Tangannya terkepal kuat, hanya untuk malam ini ia mencoba menjadi munafik. Hanya untuk malam ini, biarkan ia yang bertindak. Dan hanya untuk malam ini, Seohyun rela merendahkan dirinya sendiri.

 

“Aku kembali menawarimu, jika kau ingin merasakan tubuhku setidaknya untuk yang terakhir kali. Aku akan melayanimu malam ini.” Seohyun menelan lirunya serat. Ia benar-benar merasa begitu rendah sekarang. Hembusan nafas kasar ia keluarkan, kemudian beralih menegakkan kepalanya. Melihat Kyuhyun yang tengah menatapnya dalam. Sedetik kemudian, namja itu mulai bergerak. Menarik tengkuknya kasar, kemudian menyambar bibirnya cepat. Tidak memberi kesempatan untuk Seohyun menghirup udara terlebih dahulu.

 

Kyuhyun menangis. Pada ciuman itu ia berteriak dalam hati, mengeluarkan luapan kekecewaan pada keadaan yang begitu tidak berpihak terhadap dirinya. Detik berikutnya, Seohyun ikut merasakan. Sesak dan sakit tidak dapat lagi ia tahan. Lelehan krystal itu menyatu. Membentuk aliran kecil di antara pipi keduanya. Berharap ikut menghanyutkan segala rasa yang menyiksa.

 

~~)(0o0)(~~

 

Sinar matahari mulai merasuk ke dalam ruangan. Memancarkan warna dari benda-benda yang terdapat di dalamnya. Efek panaspun mulai terasa, hingga berhasil membangunkan seorang pria di balik selimut tebal tersebut. Mata itu terbuka dengan perlahan. Membiarkan kornea hitam terlihat begitu kelam. Lagi-lagi ia harus merasakan sesak di dadanya. Melihat sudah tidak ada lagi seseorang yeoja di sampingnya. Yeoja yang selama ini selalu mengatakan perasaan cinta terhadapnya di pagi hari. Yeoja yang selalu membuatnya merasa mempunyai kehidupan indah disetiap senyum yang tersuguh untuknya.

 

Jika sebelumnya ia tahu dimana wanita itu berada, namun tidak untuk kali ini. Jika sebelumnya ia dapat menghirup aroma harum dari masakan yang tersaji, namun tidak untuk kali ini.

 

Dan untuk yang kedua kali, ia merasakan hampa dalam hidupnya.

 

~~)(0o0)(~~

 

Seohyun berjalan santai. Tangannya menggenggam ringan tas yang ia bawa. Senyum tipis tersuguh di bibirnya. Meskipun terlihat begitu hambar, setidaknya yeoja itu mampu melakukannya. Hamparan sawah yang mulai menguning terlihat begitu alami di matanya. Udara sejuk yang juga terhirup membuat Seohyun merasa sedikit lebih nyaman.

 

“Nona Joohyun? Anda Nona Seo Joohyun bukan?” suara itu menghentikan langkahnya. Sedikit berfikir untuk mengingat namja yang sepertinya mengenal baik dirinya.

 

“Ne~” Seohyun menjawab ragu saat belum sedikitpun ingatan ia dapatkan.

 

“Saya Lee Donghae. Putra Bibi Nam.” mendengar jawaban namja itu membuat Seohyun mengerutkan dahi. Namun detik berikutnya, mulut itu mampu terbuka membentuk sebuah seruan yang lirih.

 

“Ah.. Donghae~ssi, kau kah itu?” Seohyun tersenyum membalas senyuman manis sang pemuda. Jarak mereka semakin dekat untuk bertegur sapa lebih sopan.

 

“Maaf hampir melupakanmu. Kau memang hebat masih mengingatku, apa karena kecantikanku yang tidak pernah pudar?” Seohyun merasa tidak nyaman dengan Donghae karena melupakan pria tersebut. Yeoja itupun meminta maaf dengan tambahan candaan ringan di akhir kalimat.

 

“Benar, Nona memang selalu terlihat begitu cantik.” Senyuman Seohyun perlahan luntur. Pandangan itu beralih cepat menatap Donghae yang masih memberikan senyuman manis itu padanya.

 

“Kau… masih menyukaiku?”

 

To Be Continue…

90 thoughts on “Mistake (1)

  1. Ih seru.
    Jd seohyun itu org k3 dlm rmh tngga kyu n soo? Tp sbnrny seo kn ga salah krn udeh pcrn dlu sm kyu yah?
    jgn smpe kyu ak sm soo yeh

    Like

  2. Nyesek banget ya liat hubungan kyu n seo harus gini..
    Kayak serba salah…
    Wuih donghae pernah suka ya dengan kyu…
    Ceritanya seru thor n menarik…
    Salam kenal thor…

    Like

Leave a comment