[Freelance] Mengingatmu


Mengingatmu

Ficlet

Author: Chaly || Cast: Girls Generation’s Seo Joohyun and Super Junior’s Cho Kyuhyun || Genre:
Sad Romance || Type: Ficlet (1.429) || Rating: G || Poster: || Disclaimer: Inspired by one story in
Chicken Soup For The Soul. Already posted on my private wordpress.

#

Mula-mula, Seohyun sama sekali tidak curiga terhadap suaminya itu. Bahkan awalnya, Seohyun
berpendapat suaminya itu seorang pria yang egois. Tapi sekarang, justru ia merasa dirinya sendiri-lah
yang egois.
#
Seo Joohyun bertemu dengan Cho Kyuhyun di awal libur musim dingin. Mereka tidak sengaja
bertemu saat Kyuhyun melihat teman satu sekolahnya itu sedang kesusahan berjalan di salju yang
tebal. Dan sejak saat itu, Kyuhyun mulai sering memperhatikan Seohyun.
Betapa beruntungnya Kyuhyun ketika ia mendapati dirinya satu sekolah dengan Seohyun
untuk ke dua kalinya. Awalnya, pria itu sempat khawatir tidak bisa bertemu dengan Seohyun lagi di
Sekolah Menengah Atas. Namun kenyataannya, mereka berdua masih satu sekolah. Sepertinya
benang merah di antara mereka cukup kuat.
Sayangnya, pada tahun-tahun berikutnya, mereka berdua tidak berada dalam satu universitas.
Kyuhyun memutuskan untuk kuliah di luar negeri, sedangkan Seohyun memutuskan untuk tetap
kuliah di dalam negeri.
Maklum saja, mereka dari latar belakang keluarga yang berbeda. Orangtua Kyuhyun memiliki
perusahaan yang terkenal. Sedangkan orangtua Seohyun hanya seorang pedagang kecil. Namun bagi
Kyuhyun, justru di situlah letak luar biasanya seorang Seo Joohyun. Menurutnya, Seohyun benar-
benar seorang gadis yang berbakti. Dan Kyuhyun benar-benar jatuh hati pada gadis itu.
Setelah beberapa tahun kuliah di luar negeri, Kyuhyun memutuskan untuk pulang kembali ke
Korea. Selain merindukan kedua orangtuanya, pria tampan ini juga merindukan Seohyun.
Kyuhyun tampak begitu senang saat bertemu Seohyun di jalan. Mereka memang bertemu
dengan tidak sengaja, tapi bagi Kyuhyun itu sudah lebih dari cukup. Pria itu tak butuh kenyataan
bahwa Seohyun sengaja menemuinya. Yang terpenting, mereka bertemu, dan Seohyun mengingatnya.
Itu sudah lebih dari cukup.
Dan jelas sekali, Seohyun sudah mencuri hati Kyuhyun, tanpa berniat mengembalikannya.
Astaga, Kyuhyun benar-benar mencintai gadis itu.
Kemudian, saat paling membahagiakan bagi Kyuhyun muncul. Tuan dan Nyonya Cho
berkata, bahwa mereka meminta Kyuhyun segera menikah. Anak semata wayang dari keluarga Cho
itu sudah cukup besar untuk membangun rumah tangga sendiri.
Tuan dan Nyonya Cho berjanji akan menerima siapapun gadis yang akan menjadi istri
Kyuhyun. Tapi yang pasti, gadis itu tidak bermuka dua, atau hanya memanfaatkan Kyuhyun. Tuan
dan Nyonya Cho tentu saja akan menolak mentah-mentah gadis seperti itu.
Dan kemudian, dengan polosnya, Kyuhyun mengatakan bahwa ia benar-benar mencintai
Seohyun selama ini.
Kyuhyun sama sekali tidak mengerti rencana kedua orangtuanya. Ia tak tahu bahwa kedua
orangtuanya mengancam keluarga Seo, lalu memaksa anak satu-satunya keluarga Seo itu menikah
dengan anak keluarga Cho.
Yang Kyuhyun tahu, saat ia menyatakan cintanya pada Seohyun, gadis itu menerimanya.
Entah terlalu polos atau bodoh, pria itu sama sekali tak menyadari bahwa gadis itu tertekan selama

mereka menjalin hubungan. Dan kemudian, ketika Kyuhyun meminta Seohyun menjadi istrinya,
gadis itu hanya menangguk pasrah. Dalam otaknya terpatri jelas ancaman Tuan dan Nyonya Cho.
Tak berapa lama setelahnya, mereka menikah. Astaga, Kyuhyun selalu memasang senyum
lebarnya, sedangkan Seohyun hanya bisa menangis dalam hati. Gadis itu tertekan. Ia tidak suka
kenyataan ini.
Dan kemudian, rumah tangga mereka hancur.
Seohyun sama sekali tak bersikap sebagai istri yang baik. Gadis itu mulai bersikap bebas. Ia
tak akan membuatkan Kyuhyun sarapan, ataupun membawakan Kyuhyun bekal jika Kyuhyun
bekerja. Seohyun selalu pulang malam, dengan banyak alasan. Hanya di depan Tuan dan Nyonya Cho
saja, sikapnya benar-benar lembut.
Tapi bagaimanapun, Kyuhyun hanya tersenyum menanggapi sifat Seohyun. Perlahan, pria itu
mengetahui bahwa orangtuanya yang memaksa Seohyun untuk bersedia menikahinya. Awalnya,
Kyuhyun berniat menceraikan Seohyun, berhubung gadis itu tak memiliki perasaan apapun
kepadanya. Tapi pernikahan bukan sekedar tanda tangan kontrak. Mereka sudah berjanji sehidup-
semati, dan takkan ada yang memisahkannya. Jadi Kyuhyun hanya tersenyum menanggapi semua
perilaku Seohyun, dan meyakini semuanya akan lebih baik esok.
Namun kenyataan bukan seperti harapan.
Kyuhyun kembali menghadapi kenyataan pahit, bahwa dirinya mengidap penyakit aneh yang
menyerang otaknya. Penyakit itu membuatnya cepat lupa, membuatnya melupakan semua yang
pernah ia ingat.
Bahkan kini emosinya sampai terganggu. Terkadang ia menjadi baik sekali, lalu beberapa
detik kemudian ia akan melempar semua benda yang dapat ia raih.
Tuan dan Nyonya Cho memutuskan untuk membawa Kyuhyun ke Rumah Sakit. Namun
Rumah Sakit mengeluarkan Kyuhyun, setelah selama dua minggu ini ia terus saja bertengkar hebat
dengan pasien lain.
Dan dengan berat hati, akhirnya Seohyun mau menerima Kyuhyun kembali di rumah mereka.
Otomatis −meski dengan enggan− Seohyun berusaha merawat Kyuhyun setiap hari. Membuatkan
makanan, menemani Kyuhyun, atau bahkan membantu Kyuhyun mengingat sesuatu.
Entah karna apa, tapi yang jelas, emosi Kyuhyun lebih terkendali bila bersama Seohyun. Pria
itu suka sekali membantu Seohyun menyiapkan makanan. Meski Kyuhyun hanya membantu Seohyun
menata masakan, Kyuhyun sudah cukup senang bisa membantu istrinya itu.
Selama beberapa minggu ini, Kyuhyun benar-benar menjadi pelupa yang parah. Bahkan pria
itu tak mengingat lagi nama Seohyun. Terkadang ia menyebut Seohyun hanya ‘Hyun’, atau ‘Yeon’.
Namun sepertinya, semua itu tidak masalah bagi Seohyun.
Sampai suatu kali, emosi Kyuhyun mendadak menjadi kacau lagi. Ia sering marah-marah,
tidak sabaran, bahkan ia pernah bertengkar hebat dengan Seohyun.
Pernah sekali, mendadak Kyuhyun pergi dari rumah, dan tidak pulang sampai larut malam.
Tentu saja ini membuat Seohyun kalang kabut. Gadis itu memutuskan untuk mencari Kyuhyun.
Sampai akhirnya, ia menemukan Kyuhyun sedang bermain di pantai malam-malam.
Begitu melihat Kyuhyun, dengan segera Seohyun berlari memeluk pria itu. “Kyuhyun, jangan
pergi seperti anak kecil lagi,” Seohyun berbisik pelan, mengeratkan pelukannya. Entah apa yang
merasuki Seohyun, tapi yang jelas, ia tak suka Kyuhyun pergi meninggalkannya begitu saja.
Tapi keadaan tidak membaik. Kyuhyun bahkan lupa jika Seohyun adalah nama istrinya. Ia
tidak menyebut Seohyun dengan ‘Hyun’ atau ‘Yeon’ lagi. Pria itu hanya memanggil Seohyun dengan
sebutan ‘Kau’. Dan Seohyun tidak menyukai kenyataan ini.
#

“Kyuhyun,” Seohyun bergumam pelan. Ia merasa benar-benar canggung dengan Kyuhyun saat ini.
Perasaan bersalah mulai menggerogotinya.
Mungkin ia tak tahu diri ketika perasaannya merindukan Kyuhyun memanggilnya “Seohyun-
ah” lagi. Ia hanya tak suka Kyuhyun memanggilnya dengan sebutan “Kau”. Ia ingin Kyuhyun
memanggilnya seperti dulu lagi, seperti awal mereka menjalin hubungan.
“Kau harus berusaha mengingat, Kyuhyun,” Jemari Seohyun bergerak menyentuh jemari
Kyuhyun, lalu menggenggamnya erat. “Namaku Seohyun. Ingat ‘kan? Namaku Seohyun.” Senyum
samar tampak di wajah gadis cantik itu.
Sekilas Kyuhyun melirik kedua bola mata hitam milik istrinya itu. Ia mengangguk singkat,
lalu melanjutkan sarapannya yang sempat tertunda karna ulah Seohyun.
Seohyun menghela napas pelan. Ia bangkit berdiri dari meja makan. “Aku pergi sebentar, ya.
Aku hanya membeli bahan makanan di supermarket terdekat, kok.” Seohyun menepuk pundak
Kyuhyun singkat. “Berjanjilah untuk menjaga diri baik-baik.”
Kyuhyun membalas dengan anggukan singkat, tanda mengerti. Seohyun segera meraih tas
belanjanya, lalu pergi keluar.
“Aku berangkat,”
#
Seohyun mendorong trolinya menuju stand daging. Senyum tipis terukir di wajahnya. Ia akan
membuat masakan kesukaan Kyuhyun hari ini.
Ponsel Seohyun berdering keras-keras ketika Seohyun sedang memilih-milih daging. Dengan
segera Seohyun memasukkan daging yang sudah dipilihnya ke dalam troli, lalu mencari ponselnya.
Keningnya berkerut samar melihat siapa yang menelepon.
“Ada apa Kyuhyun? Aku hanya pergi belanja sebentar. Jangan khawatir,”
Ponsel Seohyun terjatuh begitu mendengar suara orang lain yang menjawab.
#
Isakan pertama melompat keluar dari tenggorokan Seohyun dan ia harus menutup mulut dengan
tangan karna ia mulai mengeluarkan suara tercekik yang terjadi setiap kali ia menangis.
Gadis itu baru saja akan menyelesaikan belanjanya, ketika Ibu Mertuanya meneleponnya
menggunakan ponsel Kyuhyun, lalu mengabarkan kabar terburuk baginya.
Kyuhyun tidak akan bangun lagi selamanya.
Seohyun tidak mengerti dengan pasti, mengapa pria itu bisa meninggal. Tapi kata dokter,
penyakit anehnya sudah parah. Dan Seohyun tidak siap ditinggalkan Kyuhyun. Bahkan ia tak akan
pernah siap.
Seohyun terisak pelan. Semua ini terlalu cepat baginya. Baru saja beberapa minggu yang lalu
ia menikmati saat-saat bersama Kyuhyun. Ia baru menyadari saja satu hal; bahwa ia sudah jatuh hati
pada pria itu. Namun sekarang, pria itu sudah pergi selamanya.
Gadis manis ini mengusap air matanya pelan. Rencana awalnya, ia ingin memberesi barang-
barang Kyuhyun yang ada di kamar. Namun ia justru menangis.
Seohyun tersenyum samar begitu menyadari ia mengeluarkan ingus. Ia hanya mengusap
pelan hidungnya, tanpa berniat membersikan ingusnya.
Bola mata hitamnya menatap sekeliling kamar mereka (atau mungkin dapat disebut kamar
Seohyun, berhubung selama ini Kyuhyun lebih suka mengalah dengan tidur di sofa ruang tamu). Ia
melirik sekilas ke kasur. Entah mengapa, ia mulai memberesi kasur itu.
Kening Seohyun berkerut samar, begitu tanpa sengaja tangannya menyentuh sebuah buku
merah di bawah kasur. Ia tidak merasa memilikinya. Bahkan ia tak mengenali buku ini. Buku merah
ini milik siapa?

Rasa penasaran memenuhinya. Dengan hati-hati, ia mulai membuka buku merah itu. Hatinya
terenyuh melihat isinya.
Di dalamnya, dengan tulisan tangan khas milik Kyuhyun, setiap halaman ditulisi dari atas
sampai ke bawah:
Seohyun adalah nama istriku.
Seohyun adalah nama istriku.
Seohyun adalah nama istriku.
Seohyun adalah nama istriku.
Seohyun adalah nama istriku.
#

FIN.

162 thoughts on “[Freelance] Mengingatmu

Leave a comment